Salam Sains...
Hampir semua mahluk hidup yang ada di bumi ini memerlukan yang namanya udara yakni mengambil oksigen untuk bernafas (mahluk aerob) kemudian menukarnya dengan karbon dioksida yang dibuang ke udara (atmosfer). Udara juga merupakan bagian relung atu niche dari habitat mahluk baik yang hidup di daratan maupun yang hidup di perairan. Udara, khususnya komponen oksigennya, masuk diantara pori yang dibentuk oleh butiran tanah atau larut didalam air sehingga dapat digunakan oleh mahluk yang hidup di bawah permukaan tanah (membuat liang-liang) dan mahluk aquatik. Udara juga sebagai tempat hidup bagi sebagian waktu dalam daur kehidupan bakteri dan jamur (pada saat fase spora), burung dan hewan terbang lainnya (serangga, kelalawar), dan hewan yang hidup arboreal (diatas pohon-pohon) atau tumbuhan epifit (anggrek)
Mahluk hidup membutuhkan udara (atmosfir) baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebutuhan langsung adalah sebagai sumber keberadaan oksigen dan pembuangan karbon dioksida dan uap air dalam pernapasan, serta bagian dari nisia. Sedangkan kebutuhan tidak langsung adalah udara sebagai media berbagai macam komponen abiotik penyusun ekosistem, antara lain yang terpenting adalah:
- sebagai medium perambatan radiasi cahaya matahari yang energinya diperlukan oleh tanaman hijau.
- cahaya matahari yang merambat di udara, selain sebagai sumber energi bagi tumbuhan, juga merupakan sumber penerangan bagi ekosistem, sehingga menentukan pola kehidupan mahluk (kebanyakan hewan akan keluar sarang pada siang hari/mahluk diurnal, namun sebagian justru akan keluar pada malam hari/mahluk nokturnal).
- udara sangat berperan besar dalam menentukan iklim, musim, dan cuaca yang sangat menentukan bagi lingkungan tempat hidup semua mahluk. Semua keadaan ini sangat menentukan suhu lingkungan dan ketersediaan air yang sangat diperlukan bagi semua mahluk.
- sebagai medium perambatan gelombang bunyi (alami, dan elektromegnetik yang sebagian besar dibuat oleh manusia), sehingga mahluk hidup dapat mendengar suara yang sangat penting dalam komunikasi dengan lingkungannya.
Sebagai mahluk, manusia secara fisik-fisikologik memiliki kesamaan dengan mahluk lain. Jika mahluk lain bernafas, manusia pun juga bernapas. Demikian juga dalam hal lokomosi (bergerak), metabolisme (makan, penyimpanan hasil pencernaan, dan pembuangan zat), tumbuh kembang, iritabilitas (peka terhadap rangsang), dan adaptasi. Maka keberadaan manusia di alam, secara fisik-fisiologik adalah sejajar dengan mahluk hidup lain. Dalam hal ini, termasuk kebutuhan akan udara, manusia harus tunduk pada hukum-hukum alam, karena mekanisme fisik-fisiologiknya adalah natural, sesuai takdir.
Catatan: 1). Kedudukan kesejahteraan antar manusia dengan mahluk lain disebut dengan istilah emanen (emanent). Namun ternyata menusia memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan makhluk lain yaitu pada aspek kejiwaan. Karena kelebihan ini manusia memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada mahluk lain. Jika semua fenomena kehidupan tumbuhan adalah sebagai respon yang telah terpola secara ajeg terhadap rangsang (stimuli) yang datang dari lingkungan, dan pada hewan berdasarkan instink, namun pada manusia fenomena kehidupannya sangat kompleks (rumit) dan beragam. antar individu dan kelompok masyarakat. Fenomena ini terjadi karena, selain menggunakan instink, manusia juga menggunakan akal (rasio) dan rasa (perasaan, feeling). Kelebihan ini pulalah yang menyebabkan manusia mampu menguasai alam meskipun ada batasnya sehingga kedudukan manusia di alam, selain emanen, sekaligus transendens.2). Antara instink, akal, dan rasa, bagi seseorang yang bijak akan mampu diitegrasikan dalam setiap pengambilan keputusannya. Manusia yang bijak tidak hanya menguasai alam demi untuk kepentingan dirinya sendiri, akan tetapi mampu mengatur untuk mendapatkan saling hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam.
Sebagian besar udara kita terdiri dari campuran gas terutama oksigen, karbon dioksida, nitrogen dan uap air. Oksigen dibutuhkan oleh semua mahluk yang aerob untuk bernafas, karbon dioksida dibutuhkan dalam fotoseintesis tumbuhan, dan nitrogen oleh metabolisme bakteri nitrat, sehingga dihasilkan ion-ion nitrat yang menyuburkan tetumbuhan. Keberadaan udara diatas permukaan bumi ini memiliki ketebalan kira-kira 100 km. Hal ini dapat diketahui dengan melalui fenomena ketika benda angkasa berupa meteor memasuki atmosfir bumi yang mengandung udara, khususnya oksigen, akan terbakar.
Makin tinggi dari permukaan bumi kerapatan molekul-molekul penyusun udara akan makin berkurang. Oleh sebab itu, burung yang dapat hidup aerilal tidak akan dijumpai pada ketinggian yang jauh dari permukaan bumi. Demikian pula bagi penerbang pesawat luar angkasa pada saat bekerja harus selalu menggunakan masker yang dihubungkan dengan persediaan / tabung gas oksigen. Uap air berada diatas permukaan bumi sampai dengan ketinggian sekitar 18 kilometer sehingga sampai batas 18 kilometer itulah dapat dijumpai awan hujan dan salju.
Semoga bermanfaat...
0 komentar:
Post a Comment