Home » » Klasifikasi Iklim

Klasifikasi Iklim

Ada beberapa cara mengklasifikasikan iklim. Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian tempat, iklim dibagi menjadi dua yaitu iklim matahari dan iklim fisis. Sedangkan menurut para ahli, iklim dibumi dibedakan menjadi iklim matahari, iklim fisis, iklim menurut Junghuhn, dan iklim menurut Koppen.

A. Iklim Matahari
Iklim matahari yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari. Berdasarkan klasifikasi iklim matahari, iklim di bumi dapat dibedakan menjadi empat yaitu:



1. Iklim tropis (23,5° LU - 22,5° LS)
Wilayah beriklim tropis adalah seluruh bagian bumi dimana matahari mencapai sebuah titik diatas kepala paling tidak sekali selama sepanjang tahun. Di daerah tropis dikenal dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

Sumber: e-dukasi.net
2. Iklim subtropis (23,5° LU-35° LU dan 23,5° LS-35° derajat LS)
Kondisi iklim subtropis diwarnai dengan gangguan dan rintangan alam seperti badai, hujan salju, atau tornado. Daerah beriklim subtropis memiliki empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin.


3. Iklim sedang (35°-66,5°LU dan 35°-66,5°LS)

4. Iklim dingin/kutub terlatak antara 66,5°LU-90°KU dan 66,5°LS-90°KS.

B. Iklim Fisis
Pembagian iklim fisis didasarkan pada keadaan yang ada dimuka bumi, baik mengenai daratan, lautan, relief muka bumi, angin, maupun arus laut. Iklim fisis terbagi menjadi iklim maritim, iklim kontinantal, dan iklim pegunungan.


1. iklim maritim (iklim laut)
Iklim ini merupakan iklim yang dipengaruhi oleh angin darat. ciri-cirinya antara lain:

a. amplitudo suhu harian dan tahunan kecil.
b. banyak turun hujan dan kadang disertai petir.


2. iklim kontinental
Iklim kontinental merupakan iklim yang dipengaruhi oleh angin darat. Ciri-cirinya antra lain:

a. amplitudo suhu harian besar
b. amplitudo suhu tahunan besar, pada musim panas suhu tinggi dan pada musim dingin suhu rendah.


3. Iklim Pegunungan
Iklim pegunungan merupakan iklim yang dipengaruhi oleh angin pegunungan. Ciri-cirinya antara lain:

1. amplitudo suhu harian besar
2. tekanan udara rendah
3. sinar matahari terik


C. Iklim Jungjuhn

Jungjuhn mengklasifikasikan iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian suatu tempat dan jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik di tempat tersebut. menurutnya iklim dapat dibedakan menjadi empat yaitu panas, sedang, sejuk dan dingin.


1. iklim panas terdapat pada daerah yang mempunyai ketinggian 0 sampai 650 meter, suhu rata-rata tahunan lebih dari 22 derajat celcius. Tumbuhan yang cocok dan dapat tumbuh dengan baik yaitu padi, jagung, karet, tebu dan kelapa.

Sumber gambar: e-dukasi.net
2. Iklim sedang, terdapat pada daerah yang mempunyai ketinggian antara 650 sampai 1.500 meter, suhu rata-rata tahunan antara 15-22 derajat celcius. Tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik yaitu tembakau, kopi, dan coklat.

3. Iklim sejuk, terdapat pada daerah yang mempunyai ketinggian 1.500 - 2.500 meter, suhu rata-rata tahunan 11 derajat-15 derajat celcius. Tumbuh tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik yaitu teh, kopi, kina, dan sayuran (holtikultura)

4. Iklim Dingin terdapat pada daerah yang mempunyai ketinggian diatas 2.500-4.000 meter, dengan suhu rata-rata tahunan 11 derajat celcius. Tidak terdapat tumbuh-tumbuhan kecuali lumut dan semacamnya.

5. Iklim salju tropis terdapat pada daerah dengan ketinggian lebih dari 4.000 meter dari permukaan laut. Didaerah ini tidak terdapat tumbuhan.

D. Iklim Koppen
Wladimir Koppen seorang ahli kebanggaan Jerman membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur. Menurutnya secara garis besar iklim dapat dibedakan menjadi lima, yaitu iklim hujan tropik (A), iklim kering (B), iklim sedang (C), iklim dingin (D), dan iklim lembab (E).

1. Iklim A (iklim hujan tropis)
Ciri-ciri iklim A ini antara lain suhu rata-rata bulanan diatas 18 derajat celcius, curah hujan dan penguapan tinggi, dan tidak mempunyai musim dingin. Iklim A dapat dibagi lagi menjadi tiga, yaitu Af (iklim hujan tropis dengan hujan sepanjang tahun), Am (iklim hujan tropis dengan pergantian musim), dan Aw (iklim sabana tropis).


2. Iklim B (iklim kering)
Ciri-ciri iklim B antara lain curah hujan sangat berkurang, penguapan tinggi, dan tidak ada cadangan air sehingga tidak dijumpai jenis sungai permanen. Iklim B, dapat dibedakan menjadi dua yaitu Bs (iklim stepa), dan Bw (iklim gurun).


3. Iklim C (iklim sedang)
Ciri-ciri iklim sedang antara lain pada musim panas suhunya lebih tinggi 10 derajat celcius, dan pada musim dingin suhunya antara -3 sampai -18 derajat celcius. Iklim C dapat dibedakan menjadi tiga yaitu  Cf (iklim sedang dan lembap), Cw (iklim sedang dengan musim dingin yang kering), dan Cs (iklim sedang musim panas yang kering).

4. Iklim D (iklim dingin)
Ciri-ciri iklim D antara lain suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari -3  derajat celcius, dan suhu rata-rata bulan terpanas lebih dari 10 derajat celcius. Iklim D dapat dibedakan menjadi dua yaitu Df (iklim dingin dengan musim dingin yang lembap) dan  Dw (iklim dingin dengan musim dingin yang kering).


5. Iklim E (iklim kutub)
Ciri-ciri iklim E antara lain suhu rata-rata bulan terpanas kurang dari 10°C, dan suhunya dingin sepanjang tahun. Iklim E dapat dibagi menjadi dua yaitu ET (iklim tundra) dan EF (iklim es abadi)

E. Iklim Schamidt-Ferguson
Schamidt-Ferguson membagi iklim berdasarkan banyaknya curah hujan pada tiap bulan yang dirumuskan sebagai berikut:
1). Golongan iklim A, yaitu kategori sangat basah, nilai Q = 0 - 14,3%
2). Golongan iklim B, yaitu kategori basah, nilai Q = 14,3 - 33,3%
3). Golongan iklim C, yaitu kategori agak basah, nilai Q = 33,3 - 60%
4). Golongan iklim D, yaitu kategori sedang, nilai Q = 60 - 100%
5). Golongan iklim E, yaitu kategori agak kering, nilai Q = 100 - 167%
6). Golongan iklim F, yaitu kategori kering, nilai Q = 167 - 300%
7). Golongan iklim G, yaitu kategori sangat kering, nilai Q = 300 - 700%
8). Golongan iklim H, yaitu kategori luar biasa kering, nilai Q = lebih dari 700%

F. Iklim Oldeman
Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu:
1. Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih  dari 9 kali berturut-turut
2. Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
3. Iklim C. Iklim yang yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
4. Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut

Berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketentuan tertentu diurutkan sebagai berikut:
a. Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
b. Bulan lembab bila curah hujan 100-200 mm
c. Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm

Pada dasarnya kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen ataupun Schmidt-Ferguson. Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut:
1. Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm
2. Bulan lembab bila curah hujannya 100-200 mm
3. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm



Sumber: e-dukasi.net dan sumber lain
Posted by: Ani
SainsDucation Updated at: 9:45 AM