Home » » Faktor Penyebab Perubahan Iklim Global

Faktor Penyebab Perubahan Iklim Global

Sejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, banyak ilmuan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di bumi yang kita pijak ini senantiasa berubah. Namun dari hasil beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa perbuatan manusia juga mempengaruhi perubahan iklim. Pengaruh perbuatan manusia dalam kaitannya dengan perubahan iklim telah memberi dampak yang sangat luas terhadap sistim alam, termasuk pencairan es, mekarnya tanaman lebih cepat di benua eropa, dan turunnya produktivitas danau di Afrika. Penentu utama terbentuknya dinamika cuaca dan iklim adalah panas matahari. Matahari merupakan sumber pemanasan atmosfer bumi. Atmosfer bumi dapat berubah menjadi lebih panas dari sekarang bila perlindungannya rusak atau akibat dari hal-hal lain. Penyebab gangguan iklim antara lain pemanasan bumi, ketidakseimbangan kelembapan atmosfer dan air tanah, menebalnya partikel debu dan sulfur yang disemburkan oleh letusan gunung berapi.

Berikut akan saya uraikan faktor-faktor penyebab meningkatnya pemanasan bumi (global).

1. Kerusakan Lapisan Ozon.
Ozon adalah sebuah bentuk oksigen dengan tiga atom. Biasanya oksigen terdiri atas dua atom (O2). Kebanyakan ozon di bumi terdapat di lapisan ozon kira-kira 20 mil keatas dari permukaan bumi. Lapisan ini disebut Stratosfer. Ozon berfungsi melindungi bumi dari radiasi sinar UV, sehingga suhu di permukaan bumi tidak terlalu panas. Secara alami sinar matahari dapat membentuk ozon dan kemudian ozon tersebut melindungi bumi dari dampak buruk radiasi matahari. Namun, banyak faktor yang telah menyebabkan kondisi ozon di stratosfer berubah sehingga terjadi dampak negatif itu. Hal-hal yang menyebabkan perubahan kondisi lapisan ozon adalah sebagai berikut:
  1. Buangan knalpot kendaraan bermotor.
  2. Pemakaian pupuk yang mengandung persenyawaan nitrogen.
  3. Pesawat terbang supersonik.
  4. Pembakaran bahan bakar fosil.
  5. Gas CFC (Chlorofluoro-carbon).
  6. Variasi siklus matahari.
  7. Semburan debu gunung berapi ke stratosfer.
  8. Pergolakan di stratosfer.
  9. Terbentuknya kristal es di pusat kisaran udara kutub.
  10. Karbon dioksida.
2. Penggundulan Hutan.
Pemantulan sinar matahari oleh permukaan bumi tergantung kepada tebal atau tipisnya lapisan es di kutub. Akan tetapi, ulah manusia dengan membangun bangunan berkaca, beton, dan jalan raya semakin memperbesar pemantulan panas matahari. Penggundulan hutan juga meningkatkan pemantulan itu. Kenapa demikian, hal ini karena pucuk-pucuk  pohon yang terbentang luas umumnya berwarna lebih gelap daripada daerah sekitarnya, dengan makin banyak hutan yang digunduli berarti lebih banyak sinar matahari yang dipantulkan. 

3. Perubahan Pola Peredaran Matahari.
Daerah kutub sangat dipengaruhi fluktuasi (aliran) matahari. Perubahan kecil dalam keseimbangan radiasi ultra ungu dan infra merah dapat menyebabkan penolakan kembali proses konveksi yang timbul dalam bentuk udara panas yang bergerak mengitari bumi. Misalnya, 2% pengurangan panas matahari dapat menurunkan temperatur bumi sekitar 5 derajat celcius, cukup untuk menimbulkan zaman es baru dalam waktu 100 tahun. Para ilmuan khawatir bahwa matahari dapat kembali ke pola peredaran seperti masa lalu sehingga mendatangkan kerusakan pada biosfer bumi, dan membuat kehidupan bumi musnah.

4. Efek Rumah Kaca.
Salah satu penyebab pemanasan bumi adalah efek rumah kaca (greenhouse). Efek rumah kaca disebabkan oleh adanya gas-gas rumah kaca. Yang termasuk gas rumah kaca adalah uap air, karbon dioksida, nitrogen oksida, metana, dan gas lainnya. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap dibawahnya. Gas-gas rumah kaca menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi, akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut apabila terjadi berulang-ulang maka suhu rata-rata tahunan bumi akan terus meningkat.

5. Letusan Gunung Berapi. 
Letusan gunung berapi dapat mengeluarkan banyak sekali debu dan sulfur ke udara sampai setinggi 25 mil jauh melampaui troposfer. Sebagian partikel-partikel itu tidak kembali jatuh ke bumi, tetapi membentuk kabut debu yang mengintari bumi bertahun-tahun lamanya. Kecuali itu, letusan gunung berapi biasanya mengeluarkan 64% uap air, 24% karbondioksida, 10% sulfur, dan 1,5% kandungan nitrogen. Semua itu adalah gas rumah kaca. Selanjutnya, partikel-partikel sulfur dapat bercampur dengan nitrooksida yang ada di atmosfer karena penggunaan pupuk. 

6. Aerosol.
Aerosol adalah benda-benda beterbangan di udara, sebesar molekul sampai bintik debu yang dapat dilihat oleh mata langsung. Aerosol mampu menghancurkan gas penopang hidup yang vital yang terkandung di stratosfer tinggi. Benda ini sangat kecil namun menimbulkan ancaman pada integritas (keutuhan) ruang angkasa karena mengembara di angkasa dalam waktu lama.

Semoga Bermanfaat....
Posted by: Ani
SainsDucation Updated at: 2:35 PM