Home » » Dahsyatnya Petir

Dahsyatnya Petir

Hari seketika menjadi gelap, langit berganti warna tertutup awan hitam, padahal 20 menit yang lalu warna biru masih terhampar diatas sana. Yaa itu pertanda akan turun hujan. Syukurlah saya sudah sampai di rumah, hari yang melelahkan... dan hujanpun menutup hari ini, membuat suasana penat dan panas seketika hilang. Tiba-tiba saja terdengar bunyi jeduaaar! Petir baru saja menyambar. Huidiiihhh... sereeeemmmm.... Energi petir memang luar biasa. Saking luar biasanya saya pikir mungkin saja satu kehidupan bisa musnah dalam sekali jedaarrr itu. Usut punya usut (cia elah bahasanyaa) suhu satu sambaran si cetar ini bisa mencapai 10.000 derajat Celcius. Huadduuuhhh.... itu kan artinya 1/70 dari panas permukaan matahari. Kebayang dong betapa panasnya. Air mendidih yang cuma 100 derajat Celcius aja udah bikin kulit melepuh, gimana kalo 10.000 derajat? Langsung gosong, song.. song 100% tuh dalam sekali cetar.

Asal Muasal Petir
Ada gula ada semut, ada hujan ada petir. Tahan dulu bos, jadi mikir nih, kenapa ya petir banyak muncul saat hujan? Oke, saya buka buku dulu.. hehe... untuk menjawabnya, baiknya kita lihat dulu kondisi muatan listrik antara bumi dengan langit. Atmosfer kita ini terdiri atas beberapa lapisan, salah satunya disebut ionosfer yang memiliki muatan listrik positif. Saat cuaca cerah arus listrik positif mengalir terus menerus ke bumi yang bermuatan listrik negatif. Ajaibnya, meski dialiri listrik, bumi nggak kebakar.Karena ada awan petir yang bermuatan listrik positif dan negatif sebagai penyeimbangnya. Jadi, yang positif turun ke Bumi, sedang yang negatif naik ke ionosfer. Tapi, situasi jadi berubah ketika langit berawan. Kenapa? Karena sekarang di langit nggak cuma ada awan cumulonimbus, si awan petir aja. Ada awan-awan lainnya yang turut melapisi langit. Ketika awan-awan ini saling bergesekan, mulai tercipta ketidakstabilan muatan listrik. Baik antara awan sendiri, maupun antara awan dengan bumi. Ketidakstabilan ini makin diperparah dengan turunnya hujan badai. Partikel-partikel hujan, es dan salju yang bermuatan negatif, bergesekan dengan awan yang bermuatan positif. Akhirnya terjadilah pelepasan muatan listrik yang kita sebut petir. Gimana mas and mba bro jadi tahu kan mengapa petir banyak terjadi di saat hujan. Menilik sambaran petir, meskipun kecil tapi ternyata sangat berbahaya. Kenapa?? Karena muatan listrik yang dikandungnya sangat tinggi. Suhu petir-petir kecil ini bisa mencapai 10.000 derajat, 10 kali panas yang dibutuhkan untuk melelehkan besi. Petir berukuran sedang, rata-rata mengandung 20.000 amp. Energi sebesar ini bisa membuat kamu menyalakan lampu 100 watt selama 3 bulan tanpa henti. Sedang, petir berukuran super besar bahkan bisa mengeluarkan energi hingga 1 miliar volt. Energi ini bisa menghasikan cahaya yang lebih terang dari cahaya sepuluh juta lampu 100 watt. Huaduuuuhhh....

Hal lain yang luar biasa, petir ini datang dengan kecepatan tak terprediksi. Kecepatannya mencapai 96. 000km/ jam. Waktu yang dibutuhkan kilatan petir untuk mencapai permukaan bumi cuma 20 milidetik. Sedang waktu menyambar awan sekitar 70 mikrodetik. Sebegitu cepatnya lari petir ini, sehingga untuk menuntaskan satu kali sambaran bolak-balik bumi-awan, cuma butuh kurang dari setengah detik.

Nah listrik petir yang luar biasa ini kira-kira bisa ga ya kita manfaatkan untuk mengatasi krisis energi. Sayang seribu sayang energi petir sulit untuk dikendalikan. Munculnya cuma sekejap, waktu kemunculannya pun nggak bisa diprediksi. Jadi energinya susah buat disimpan. Salah-salah alat yang disiapkan untuk menangkap energi itu malah gosong, bisa repot tuh. 

Eits, ada lagi gan, sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang dapat juga lho menyebabkan kebakaran. Kilat menghasilkan percikan api yang memanaskan semua benda yang disambarnya, jika kondisi hutan sedang kering dan penuh dengan daun, rumput dan pohon kering maka dengan sekejap mata kebakaran pun dapat terjadi. Seperti yang terjadi di hutan Hinggan (wilayah timur laut Cina Selatan. dimana kebakaran sering terjadi selama berabad-abad. 
Posted by: Ani
SainsDucation Updated at: 4:21 PM