Makhluk hidup tentunya memerlukan tempat tinggal yang sesuai dengan cara hidupnya. Tempat hidup beserta segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup disebut lingkungan. Tumbuhan, hewan, dan lingkungan membentuk suatu ekosistem. Di dalam ekosistem, makhluk hidup dapat mencukupi kebutuhannya untuk hidup. Jika suatu ekosistem berubah, makhluk hidup yang terdapat di dalam ekosistem itu juga akan berubah. Nah, jadi dapat dikatakan juga bahwa keseimbangan ekosistem tersebut terganggu. Suatu ekosistem dikatakan seimbang bila semua komponen dalam ekosistem berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dengan demikian, tidak ada satu jenis populasi dalam ekosistem yang berkembang dengan cepat atau terlalu lambat karena dikontrol secara alamiah.
1. Bagaimana Jika Penggunaan Bahan Kimia Secara Berlebihan?
Saat ini, pupuk dan pestisida digunakan oleh petani agar tanamannya tumbuh dengan baik dan subur. Petani menambahkan pupuk pada tanaman untuk menyediakan mineral-mineral yang diperlukan oleh tanaman dan pestisida digunakan untuk membunuh hama dan penyakit yang merusak tanaman.
Beberapa petani juga memelihara ternak dan memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk atau sering disebut sebagai pupuk kandang. Pupuk tersebut merupakan pupuk organik. Selama ini masih banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik. Pupuk anorganik dan pestisida merupakan bahan kimia yang diproduksi oleh industri atau pabrik. Penggunaan bahan kimia yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan makhluk hidup lain yang ada pada ekosistem tersebut. Misalnya seorang petani menyemprot tanaman menggunakan DDT (Dichloro- Diphenyl-Trichloroethane). Sebagian DDT tersebut akan termakan oleh hewan seperti wereng, tikus, dan sebagainya. Zat kimia dalam DDT masuk ke dalam tubuh hewan-hewan itu. Jika hewan tersebut dimakan oleh burung pemangsa seperti elang, maka DDT masuk ke dalam tubuh elang. DDT dapat menyebabkan elang menghasilkan telur yang cangkangnya sangat tipis atau tidak terbentuk cangkang sama sekali. Hal itu mengakibatkan anak burung di dalam telur tidak dapat tumbuh dan berkembang. Akibatnya populasi burung pemangsa menjadi berkurang. Nah, jika populasi burung pemangsa berkurang, tikus dapat hidup merajalela. Kalau seperti ini sudah dapat ditebak apa pengaruhnya terhadap keseimbangan ekosistem? Tentu saja berpengaruh terhadap hasil panen petani, kan? Bagaimana jika insektisida dipakai secara berlebihan? Jika pemakaian berlebihan dan tidak hati-hati justru akan merusak lingkungan. Insektisida selain membunuh serangga juga dapat membunuh hewan pengurai atau penyubur tanah.
2. Apakah Perusakan Hutan dapat Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem?
Apa yang kita rasakan ketika di sekeliling kita banyak terdapat pohon-pohon besar dengan diiringi kicauan burung-burung? Nyaman, tenang, sejuk dan segar tentunya. Kita semua tahu pohon-pohon yang tumbuh di hutan berfungsi menjaga alam dari bahaya bencana seperti banjir dan tanah longsor. Selain itu, hutan juga menyimpan kekayaan alam berupa tumbuhan dan hewan. Namun, jika manusia tidak dapat menjaga kekayaan alam itu, maka tidak mustahil bencana akan terjadi.
Manusia sering menebang pohon-pohon di hutan untuk memanfaatkan batang kayunya. Batang kayu tersebut antara lain dipakai untuk membuat meja, kursi, pintu, dan sebagainya. Manusia dengan alasan untuk membuka lahan pertanian atau perumahan juga sering membakar hutan. Kegiatan-kegiatan manusia tersebut dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Lihatlah beberapa waktu yang lalu di daerah Pekanbaru, Palembang dan sekitarnya, bahkan sampai ke negara tetangga kita Singapura dipenuhi kabut asap akibat pembakaran hutan. Berapa hektar hutan yang terbakar, dan berapa banyak ekosistem didalamnya yang rusak? Selain itu kerugian juga dialami oleh kita sendiri, udara tercemar, kesehatan kitapun terganggu.
Perusakan hutan menyebabkan populasi tumbuhan di hutan berkurang. Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan tanah bagian atas mudah terbawa oleh air hujan. Padahal, tanah bagian atas merupakan bagian yang paling subur. Jika tanah subur tersebut terbawa aliran air hujan, maka daerah tersebut dapat berubah menjadi daerah yang tandus. Apa yang terjadi jika turun hujan deras sedangkan hutan dalam keadaan rusak? Perusakan hutan menyebabkan air hujan langsung menembus tanah tanpa ada yang menahan. Tanah tidak lagi saling dilekatkan oleh akar tanaman. Akibatnya, di musim hujan terjangan air dapat mengakibatkan tanah longsor dan banjir di daerah hilir.
Akibat tanah longsor dan populasi tumbuhan berkurang, hewan-hewan di hutan kehilangan tempat tinggal, makanan, dan kehidupan. Sudah sejak zaman dahulu manusia senang berburu hewan-hewan di hutan, baik untuk dimanfaatkan kulitnya, dagingnya, atau hanya untuk olahraga saja. Akibat perburuan tersebut, hewan-hewan yang hidup di hutan berkurang jumlahnya dan akhirnya menjadi musnah. Misalnya, jika harimau punah, hewanhewan yang dimangsanya, seperti rusa, dapat berkembang biak dengan pesat. Akibatnya, rumput atau daun-daun pohon habis dimakan kawanan rusa yang semakin banyak. Hewan-hewan itu pun akan mati kelaparan karena kehabisan makanan.